Karakter suara solois perempuan mendesah, manis, dan lugu makin banyak digemari. Langsung diekspor dari Malaysia, sekarang ada Yuna. Gadis ini sudah terdaftar di Fader Label, perusahaan rekaman yang juga menangani band-band keren macam Editors, Matt & Kim, dan Neon Indian.
Tak tanggung-tanggung, albumnya yang bertajuk namanya sendiri ini diproduseri oleh Pharrell Williams yang tersohor itu. Lagu andalan 'Live Your Live' berhasil mencuri perhatian banyak media, dan namanya semakin bergengsi ketika diundang untuk tampil dalam talk show malam yang dipandu oleh Conan O’Brien.
Suaranya mengingatkan kita pada para pendahulunya yang juga bersuara unik, macam Corinne Bailey Rae, Ingrid Michaelson, dan tentunya seniornya yang juga berasal dari Malaysia: Zee Avi. Nyaris tak ada bedanya, namun mari kita tilik isi dari album ini.
Track pembuka 'Lullaby' dengan atmosfer musik yang mirip 'Teardrop' dari Massive Attack merupakan satu lagu yang cukup mencuri perhatian. Simak liriknya: …Like lullabies you are forever in my mind/ Oh you are my/ You’re my first love…. Lagu ini mampu memberikan perasaan seperti ketika pertama kali merasakan jatuh cinta.
Namun, sayang sekali lagu-lagu berikutnya tidak memiliki hook yang kuat dan mudah diingat. Lagu-lagu macam 'Favourite Thing', 'Decorate', 'Island', 'Fading Flower' dan sebagian besar lainnya terdengar seperti mengulang formula yang sudah dijalankan oleh para pengusung adult contemporary pop wanita pendahulunya.
Dua lagu yakni 'See You Go' dan 'Live Your Life' menampilkan polesan dari Pharrel Williams yang khas, dan lagu-lagu macam inilah yang sebetulnya membuat karakter Yuna menjadi kuat. Pada 'See You Go', aransemen musik yang janggal dan banyak pergantian part mengharuskan Yuna untuk lebih bereksplorasi dengan suaranya, dan hasilnya sangat menarik. Sementara 'Live Your Life' yang tata musiknya sedikit mengingatkan kita pada Thievery Corporation juga menjadi salah satu yang menguatkan ciri khas Yuna.
Yuna merupakan sebuah hasil ekspor yang bagus dari Asia, dan materi album self-titled ini sebetulnya sudah cukup baik, andai saja ia dan timnya memperbanyak membuat lagu seperti dua yang saya sebut di awal tadi. Sudah terlalu banyak vokalis perempuan dengan karakter suara seperti ini yang mengandalkan gitar akustik ringan, dan komposisi lagu yang menyerupai musik-musik yang banyak dipasang di coffee shop. Yuna, menurut saya, punya potensi lebih dan mampu membuat musik yang lebih substansial dari apa yang sudah ia buat.
Tak tanggung-tanggung, albumnya yang bertajuk namanya sendiri ini diproduseri oleh Pharrell Williams yang tersohor itu. Lagu andalan 'Live Your Live' berhasil mencuri perhatian banyak media, dan namanya semakin bergengsi ketika diundang untuk tampil dalam talk show malam yang dipandu oleh Conan O’Brien.
Suaranya mengingatkan kita pada para pendahulunya yang juga bersuara unik, macam Corinne Bailey Rae, Ingrid Michaelson, dan tentunya seniornya yang juga berasal dari Malaysia: Zee Avi. Nyaris tak ada bedanya, namun mari kita tilik isi dari album ini.
Track pembuka 'Lullaby' dengan atmosfer musik yang mirip 'Teardrop' dari Massive Attack merupakan satu lagu yang cukup mencuri perhatian. Simak liriknya: …Like lullabies you are forever in my mind/ Oh you are my/ You’re my first love…. Lagu ini mampu memberikan perasaan seperti ketika pertama kali merasakan jatuh cinta.
Namun, sayang sekali lagu-lagu berikutnya tidak memiliki hook yang kuat dan mudah diingat. Lagu-lagu macam 'Favourite Thing', 'Decorate', 'Island', 'Fading Flower' dan sebagian besar lainnya terdengar seperti mengulang formula yang sudah dijalankan oleh para pengusung adult contemporary pop wanita pendahulunya.
Dua lagu yakni 'See You Go' dan 'Live Your Life' menampilkan polesan dari Pharrel Williams yang khas, dan lagu-lagu macam inilah yang sebetulnya membuat karakter Yuna menjadi kuat. Pada 'See You Go', aransemen musik yang janggal dan banyak pergantian part mengharuskan Yuna untuk lebih bereksplorasi dengan suaranya, dan hasilnya sangat menarik. Sementara 'Live Your Life' yang tata musiknya sedikit mengingatkan kita pada Thievery Corporation juga menjadi salah satu yang menguatkan ciri khas Yuna.
Yuna merupakan sebuah hasil ekspor yang bagus dari Asia, dan materi album self-titled ini sebetulnya sudah cukup baik, andai saja ia dan timnya memperbanyak membuat lagu seperti dua yang saya sebut di awal tadi. Sudah terlalu banyak vokalis perempuan dengan karakter suara seperti ini yang mengandalkan gitar akustik ringan, dan komposisi lagu yang menyerupai musik-musik yang banyak dipasang di coffee shop. Yuna, menurut saya, punya potensi lebih dan mampu membuat musik yang lebih substansial dari apa yang sudah ia buat.
0 Response to "Album 'Yuna': Satu Lagi dari Malaysia untuk Dunia"
Post a Comment