Pangkalan Bun - Jamaah haji Indonesia yang berada di Madinah tetap nekad membawa air zamzam di dalam koper. Alasannya, jamaah haji yang menggunakan pesawat Garuda merasa iri dengan jamaah yang menggunakan Saudi Airlines karena mendapatkan air zamzam 10 liter.
Saat petugas bagian penimbangan melakukan penimbangan di hotel-hotel ditemukan ratusan koper berisi air zamzam. Akibatnya sampai saat ini koper-
koper tersebut belum diangkut menuju bandara. Air zamzam milik jamaah dalam berbagai kemasan itu akhirnya tetap ditinggalkan dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam koper di pesawat.
"Terus terang kami yang memakai pesawat Garuda ini iri dengan jamaah yang pakai Saudi Airlines. Mereka dapat 10 liter dan kami hanya 5 liter air zamzam," kata Ketua Kloter SOC 64, Muhammad Niam disela-sela pemeriksaan koper di Madinah, Sabtu (17/11/2012).
Niam mengaku pihaknya kesulitan memperingatkan jamaah, meski sudah diingatkan secara lisan maupun menggunakan tulisan yang berisi larangan. Mereka tetap nekad membawa air zamzam.
"Mereka tetap membawa air karena dulu banyak yang lolos, itu alasan mereka dan membuat semua repot sekarang," katanya.
Menurut Kepala bagian penimbangan Hasan Basri, koper jamaah yang ditemukan ada air zamazam saat dilakukan penimbangan adalah jamaah SOC 63 dan SOC 64 embarkasi Solo. Air zamzam ada yang sudah dimasukkan ke dalam koper dan ada sebagian yang tidak dimasukkan ke dalam koper.
Air zamzam yang dibawa ada yang berukuran 10 liter, 5 liter dan 1,5 liter. Air yang dikemas dalam jeriken plastik itu kemudian ditutup dengan lakban plastik warna coklat.
"Kita sebenarnya sudah memperingatkan melalui ketua kloter masing-masing agar menaati aturan dan pengumuman resmi yang ditempel di hotel-hotel," kata Hasan.
Petugas bagian penimbangan M. Noer Nuh Canafi menambahkan sebagian besar koper milik jamaah SOC 63 dan 64 membawa air zamzam. Saat akan ditimbang petugas sudah curiga dengan koper-koper tersebut. Ternyata setelah diperiksa dan dibuka berisi air zamzam. Adapula pula air zamzam yang belum dimasukkan ke koper dan masih tersimpan di dalam kamar.
"Kalau diangkat akan terasa sekali kalau tas itu berisi air dan beratnya akan beda kalau isinya bukan air," katanya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kerja Madinah, Sofwan Abdul Djani menegaskan pihaknya tetap tidak mengizinkan jamaah membawa air zamzam dalam pesawat. Selain itu, pihaknya meminta petugas dari daker dan petugas bagian penimbangan barang dari Mazroi diminta agar tidak memberikan toleransi kepada jamaah.
"Aturan ini harus ditaati semua jamaah. Ini harga mati dan tidak boleh main-main," tegas Sofwan.
Menurut Sofwan adanya deteksi awal saat penimbangan sebelum dibawa menuju bandara lebih memudahkan petugas. Di gudang Mazroi saat diperiksa petugas daker juga sedikit yang ditemukan koper jamaah yang bermasalah atau melebihi kuota.
"Di gudang hanya kita temukan tas-tas plastik berisi pakaian dalam yang kotor, buah-buahan dan alat-alat dapur," pungkas Sofwan.
Saat petugas bagian penimbangan melakukan penimbangan di hotel-hotel ditemukan ratusan koper berisi air zamzam. Akibatnya sampai saat ini koper-
koper tersebut belum diangkut menuju bandara. Air zamzam milik jamaah dalam berbagai kemasan itu akhirnya tetap ditinggalkan dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam koper di pesawat.
"Terus terang kami yang memakai pesawat Garuda ini iri dengan jamaah yang pakai Saudi Airlines. Mereka dapat 10 liter dan kami hanya 5 liter air zamzam," kata Ketua Kloter SOC 64, Muhammad Niam disela-sela pemeriksaan koper di Madinah, Sabtu (17/11/2012).
Niam mengaku pihaknya kesulitan memperingatkan jamaah, meski sudah diingatkan secara lisan maupun menggunakan tulisan yang berisi larangan. Mereka tetap nekad membawa air zamzam.
"Mereka tetap membawa air karena dulu banyak yang lolos, itu alasan mereka dan membuat semua repot sekarang," katanya.
Menurut Kepala bagian penimbangan Hasan Basri, koper jamaah yang ditemukan ada air zamazam saat dilakukan penimbangan adalah jamaah SOC 63 dan SOC 64 embarkasi Solo. Air zamzam ada yang sudah dimasukkan ke dalam koper dan ada sebagian yang tidak dimasukkan ke dalam koper.
Air zamzam yang dibawa ada yang berukuran 10 liter, 5 liter dan 1,5 liter. Air yang dikemas dalam jeriken plastik itu kemudian ditutup dengan lakban plastik warna coklat.
"Kita sebenarnya sudah memperingatkan melalui ketua kloter masing-masing agar menaati aturan dan pengumuman resmi yang ditempel di hotel-hotel," kata Hasan.
Petugas bagian penimbangan M. Noer Nuh Canafi menambahkan sebagian besar koper milik jamaah SOC 63 dan 64 membawa air zamzam. Saat akan ditimbang petugas sudah curiga dengan koper-koper tersebut. Ternyata setelah diperiksa dan dibuka berisi air zamzam. Adapula pula air zamzam yang belum dimasukkan ke koper dan masih tersimpan di dalam kamar.
"Kalau diangkat akan terasa sekali kalau tas itu berisi air dan beratnya akan beda kalau isinya bukan air," katanya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kerja Madinah, Sofwan Abdul Djani menegaskan pihaknya tetap tidak mengizinkan jamaah membawa air zamzam dalam pesawat. Selain itu, pihaknya meminta petugas dari daker dan petugas bagian penimbangan barang dari Mazroi diminta agar tidak memberikan toleransi kepada jamaah.
"Aturan ini harus ditaati semua jamaah. Ini harga mati dan tidak boleh main-main," tegas Sofwan.
Menurut Sofwan adanya deteksi awal saat penimbangan sebelum dibawa menuju bandara lebih memudahkan petugas. Di gudang Mazroi saat diperiksa petugas daker juga sedikit yang ditemukan koper jamaah yang bermasalah atau melebihi kuota.
"Di gudang hanya kita temukan tas-tas plastik berisi pakaian dalam yang kotor, buah-buahan dan alat-alat dapur," pungkas Sofwan.
Sumber : detik.com
0 Response to "Jamaah Masih Nekat Bawa Air Zamzam di Koper "
Post a Comment