Pangkalan bun - Suasana hati bisa mempengaruhi risiko kematian pada penyakit rematik atau nyeri sendi, khususnya rheumatoid arthritis (RA). Menurut penelitian, hati yang galau bisa meningkatkan risiko kematian pada penderita RA hingga 2 kali lipat.
Penelitian yang dilakukan di California utara itu melibatkan 530 pasien berusia 60 tahun ke atas, yang didiagnosis menderita RA minimal selama 19 tahun. Riwayat depresi pada para partisipan yang ditandai dengan hati gundah atau galau diamati selama 6-7 tahun.
Selama periode penelitian berlangsung, tercatat sebanyak 63 pasien akhirnya meninggal dunia. Ketika dibandingkan dengan riwayat depresinya, partisipan yang sering galau teramati 2 kali lebih berisiko untuk meninggal karena penyakit rematiknya.
Jika dipilah berdasarkan jenis kelamin, maka laki-laki lebih rentan terhadap risiko kematian saat RA dikombinasikan dengan depresi. Laki-laki yang depresi 5 kali lebih berisiko meninggal dibanding perempuan dengan riwayat psikologi yang sama.
"Bahkan laki-laki dan perempuan dengan gejala depresi tapi belum benar-benar depresi tetap lebih rentan meninggal karena RA dibandingkan yag tidak memiliki kecenderungan depresi," kata Prof Patricia Katz dari University of California seperti dikutip dari Healthday, Senin (12/11/2012).
Meski demikian, dalam penelitian tersebut Prof Katz tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat antara depresi dan kematian pada penderita RA. Mekanismenya belum diketahui pasti meski keterkaitan itu memang ada dan perlu diketahui untuk meningkatkan kewaspadaan.
RA sendiri merupakan salah satu penyakit radang sendi yang sifatnya kronis atau menahun dan berhubungan dengan gangguan autoimun. Gejalanya antara lain nyeri, bengkak dan menurunnya fungsi persendian akibat terjadinya kerusakan di jaringan tersebut.
Penelitian yang dilakukan di California utara itu melibatkan 530 pasien berusia 60 tahun ke atas, yang didiagnosis menderita RA minimal selama 19 tahun. Riwayat depresi pada para partisipan yang ditandai dengan hati gundah atau galau diamati selama 6-7 tahun.
Selama periode penelitian berlangsung, tercatat sebanyak 63 pasien akhirnya meninggal dunia. Ketika dibandingkan dengan riwayat depresinya, partisipan yang sering galau teramati 2 kali lebih berisiko untuk meninggal karena penyakit rematiknya.
Jika dipilah berdasarkan jenis kelamin, maka laki-laki lebih rentan terhadap risiko kematian saat RA dikombinasikan dengan depresi. Laki-laki yang depresi 5 kali lebih berisiko meninggal dibanding perempuan dengan riwayat psikologi yang sama.
"Bahkan laki-laki dan perempuan dengan gejala depresi tapi belum benar-benar depresi tetap lebih rentan meninggal karena RA dibandingkan yag tidak memiliki kecenderungan depresi," kata Prof Patricia Katz dari University of California seperti dikutip dari Healthday, Senin (12/11/2012).
Meski demikian, dalam penelitian tersebut Prof Katz tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat antara depresi dan kematian pada penderita RA. Mekanismenya belum diketahui pasti meski keterkaitan itu memang ada dan perlu diketahui untuk meningkatkan kewaspadaan.
RA sendiri merupakan salah satu penyakit radang sendi yang sifatnya kronis atau menahun dan berhubungan dengan gangguan autoimun. Gejalanya antara lain nyeri, bengkak dan menurunnya fungsi persendian akibat terjadinya kerusakan di jaringan tersebut.
Sumber : detikhealth.com
0 Response to "Rematik + Galau = Maut!"
Post a Comment