pangkalan bun - Diabetes biasanya identik dengan penyakit orang tua, padahal sekarang semakin banyak saja anak-anak di Indonesia yang sudah menderita diabetes. Yang patut diwaspadai, kasusnya meningkat di bulan Juli dan Desember. Mengapa?
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2009 tidak sampai 150 anak Indonesia yang didiagnosa dengan diabetes. Namun berdasarkan terakhir (2012), sudah hampir 800 anak yang menderita diabetes. Ini artinya, dalam 2 sampai 3 tahun terjadi kenaikan kasus hingga 500 persen.
Dari 800 anak tersebut kebanyakan menderita diabetes tipe 1 (karena kerusakan sel pankreas), namun 60 di antaranya adalah penderita diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup tidak sehat) dan kesemuanya mengalami kegemukan.
"5 Tahun terakhir, tiap bulan Juli dan Desember, diabetes pada anak meningkat karena adanya fenomena hari libur," ujar dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), dokter spesialis anak endokrin FKUI, dalam acara Media Edukasi 'Bahaya Asupan Gula Tambahan serta Dampaknya pada Kesehatan dan Konsentrasi Anak', di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Menurut dr Aman, saat libur pola hidup anak menjadi tidak teratur alias berantakan, mulai dari pola tidur, aktivitas hingga pola makan.
"Liburan di kita beda dengan liburan di luar negeri. Kalau di luar (negeri), liburan itu anak disuruh ikur summer camp, jadi tetap aktif. Sedangkan di kita kalau liburan malah nggak karuan. Tidur nggak keruan, aktivitas nggak keruan, makan juga nggak keruan," tambah dr Aman.
Selain karena masuk masa liburan, meningkatan kasus diabetes di bulan Desember juga dikaitkan dengan beberapa infeksi virus, yang dapat menjadi pencetus timbulnya diabetes.
"Ada juga, bulan Desember-Januari waktu banyak kasus penyakit tangan, kaki mulut (HFMD atau Hand, Foot and Mouth Disease), yang disebabkan oleh enterovirus. Beberapa waktu setelah itu kasus diabetes (pada anak) meningkat. Jadi beberapa virus dianggap sebagai pencetus," tutur dr Aman.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2009 tidak sampai 150 anak Indonesia yang didiagnosa dengan diabetes. Namun berdasarkan terakhir (2012), sudah hampir 800 anak yang menderita diabetes. Ini artinya, dalam 2 sampai 3 tahun terjadi kenaikan kasus hingga 500 persen.
Dari 800 anak tersebut kebanyakan menderita diabetes tipe 1 (karena kerusakan sel pankreas), namun 60 di antaranya adalah penderita diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup tidak sehat) dan kesemuanya mengalami kegemukan.
"5 Tahun terakhir, tiap bulan Juli dan Desember, diabetes pada anak meningkat karena adanya fenomena hari libur," ujar dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), dokter spesialis anak endokrin FKUI, dalam acara Media Edukasi 'Bahaya Asupan Gula Tambahan serta Dampaknya pada Kesehatan dan Konsentrasi Anak', di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Menurut dr Aman, saat libur pola hidup anak menjadi tidak teratur alias berantakan, mulai dari pola tidur, aktivitas hingga pola makan.
"Liburan di kita beda dengan liburan di luar negeri. Kalau di luar (negeri), liburan itu anak disuruh ikur summer camp, jadi tetap aktif. Sedangkan di kita kalau liburan malah nggak karuan. Tidur nggak keruan, aktivitas nggak keruan, makan juga nggak keruan," tambah dr Aman.
Selain karena masuk masa liburan, meningkatan kasus diabetes di bulan Desember juga dikaitkan dengan beberapa infeksi virus, yang dapat menjadi pencetus timbulnya diabetes.
"Ada juga, bulan Desember-Januari waktu banyak kasus penyakit tangan, kaki mulut (HFMD atau Hand, Foot and Mouth Disease), yang disebabkan oleh enterovirus. Beberapa waktu setelah itu kasus diabetes (pada anak) meningkat. Jadi beberapa virus dianggap sebagai pencetus," tutur dr Aman.
0 Response to "Waspada! Diabetes Banyak Menyerang Anak di Bulan Juli & Desember"
Post a Comment