pangkalan bun - Pengaruh obat kadang bisa membuat orang yang sedang batuk pilek mudah mengantuk dan tidak dianjurkan membawa kendaraan sendiri. Namun untuk sakit maag, jarang terdengar adanya anjuran semacam itu. Adakah hubungan maag dan mengantuk?
Santer diberitakan, anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang mengalami kecelakaan maut, Rasyid Amrullah (22) sedang menjalani perawatan sakit maag. Sementara dugaan pihak kepolisian, kecelakaan itu terjadi karena Rasyid mengantuk.
Memang jauh lebih mudah menghubungkan kemungkinan mengantuk dengan kenyataan bahwa kecelakaan itu terjadi setelah Rasyid begadang untuk merayakan malam pergantian tahun. Namun ternyata sakit maag yang dialaminya juga bisa dikaitkan dengan rasa kantuk.
Hubungan antara sakit maag yang dalam kedokteran disebut dyspepsia dengan mengantuk terungkap dalam kajian eHealthMe.com, sebuah situs kesehatan populer. Dari 12.042 kasus dyspepsia yang diteliti, 155 kasus (1,29 persen) disertai dengan gejala mengantuk.
Tidak ada informasi lebih lanjut yang menjelaskan kenapa sebagian kecil penderita dyspepsia atau maag bisa mengalami rasa kantuk. Kemungkinan efek samping obat juga tidak bisa dikambinghitamkan karena dalam penelitian itu jenis obat yang dikonsumsi tidak dibedakan.
Dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, perempuan lebih sering mengalami gejala mengantuk saat menderita sakit maag. Dikutip dari eHealthMe.com, Rabu (2/1/2013), perbandingannya adalah perempuan sebanyak 72,22 persen sedangkan laki-laki hanya 27,78 persen.
Sedangkan jika dilihat dari faktor usia, para lansia 60 tahun ke atas paling banyak mengalami gejala ini yakni 47,18 persen. Berikutnya adalah kelompok usia 50-59 tahun (26,76 persen), 40-49 tahun (7,75 persen), 20-29 tahun (8,45 persen) dan 30-39 tahun (7,04 persen).
Obat-obatan untuk perawatan sakit maag umumnya jarang mencantumkan rasa kantuk dalam daftar efek sampingnya. Peringatan untuk tidak membawa kendaraan lebih banyak ditemukan pada obat batuk pilek yang biasanya mengandung antihistamin atau antialergi.
Santer diberitakan, anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang mengalami kecelakaan maut, Rasyid Amrullah (22) sedang menjalani perawatan sakit maag. Sementara dugaan pihak kepolisian, kecelakaan itu terjadi karena Rasyid mengantuk.
Memang jauh lebih mudah menghubungkan kemungkinan mengantuk dengan kenyataan bahwa kecelakaan itu terjadi setelah Rasyid begadang untuk merayakan malam pergantian tahun. Namun ternyata sakit maag yang dialaminya juga bisa dikaitkan dengan rasa kantuk.
Hubungan antara sakit maag yang dalam kedokteran disebut dyspepsia dengan mengantuk terungkap dalam kajian eHealthMe.com, sebuah situs kesehatan populer. Dari 12.042 kasus dyspepsia yang diteliti, 155 kasus (1,29 persen) disertai dengan gejala mengantuk.
Tidak ada informasi lebih lanjut yang menjelaskan kenapa sebagian kecil penderita dyspepsia atau maag bisa mengalami rasa kantuk. Kemungkinan efek samping obat juga tidak bisa dikambinghitamkan karena dalam penelitian itu jenis obat yang dikonsumsi tidak dibedakan.
Dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, perempuan lebih sering mengalami gejala mengantuk saat menderita sakit maag. Dikutip dari eHealthMe.com, Rabu (2/1/2013), perbandingannya adalah perempuan sebanyak 72,22 persen sedangkan laki-laki hanya 27,78 persen.
Sedangkan jika dilihat dari faktor usia, para lansia 60 tahun ke atas paling banyak mengalami gejala ini yakni 47,18 persen. Berikutnya adalah kelompok usia 50-59 tahun (26,76 persen), 40-49 tahun (7,75 persen), 20-29 tahun (8,45 persen) dan 30-39 tahun (7,04 persen).
Obat-obatan untuk perawatan sakit maag umumnya jarang mencantumkan rasa kantuk dalam daftar efek sampingnya. Peringatan untuk tidak membawa kendaraan lebih banyak ditemukan pada obat batuk pilek yang biasanya mengandung antihistamin atau antialergi.
0 Response to "Mengantuk Gara-gara Sakit Maag, Mungkinkah?"
Post a Comment