pangkalan bun - Tak semua orang mendapatkan jam tidurnya secara penuh. Tapi ada juga yang berhasil curi-curi jam kerja untuk tidur siang sejenak atau sukses meningkatkan kualitas tidurnya dengan mengubah tatanan kamar sehingga mereka bisa tertidur dengan nyenyak.
Kalaupun masih ada yang tak memperoleh waktu atau kualitas tidur yang diinginkannya, setidaknya Anda masih bisa mengetahui sejumlah temuan tentang tidur dan dampak nyatanya terhadap kesehatan seperti halnya dikutip dari huffingtonpost, Jumat (4/1/2013) berikut ini.
1. Kurang tidur tingkatkan risiko stroke
Tidur kurang dari enam jam semalem dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke pada seseorang, bahkan pada orang-orang yang tidak memiliki faktor risiko seperti merokok, kurang latihan fisik atau bertekanan darah tinggi. Diduga hal ini disebabkan oleh dampak pendeknya jam tidur terhadap faktor-faktor tersebut seperti meningkatkan tekanan darah atau mengubah hormon-hormon tertentu.
Beruntung tidur juga seringkali disebut sebagai 'faktor risiko yang dapat dimodifikasi'' sehingga orang-orang dapat mengendalikan seberapa banyak jam tidur yang mereka dapatkan sehingga berpotensi mengontrol berbagai risiko gangguan kesehatan serius yang mungkin terjadi akibat tidur.
2. Terlalu banyak tidur menyakiti jantung
Sebagian besar penelitian cenderung memfokuskan pengamatannya pada kondisi kurang tidur padahal terlalu banyak tidur juga bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, terutama untuk jantung. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada bulan Maret 2012, orang-orang yang tidur 8 jam atau lebih di malam hari berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kardiovaskular, termasuk stroke, gagal jantung kongestif dan serangan jantung.
3. Terlalu sedikit jam tidur dorong kurang bijak memilih makanan
Para pakar telah lama mengetahui jika kurang tidur dapat menyebabkan kenaikan berat badan tapi baru belakangan peneliti mengetahui alasan di balik itu. Dalam sebuah studi, tim peneliti menemukan bahwa salah satu bagian otak yang membantu menentukan pilihan makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jam tidur yang dimilikinya. Masalahnya, kurang tidur membuat seseorang kesulitan memilih makanan sehat.
Studi lain mencoba memastikan hal ini dengan mengamati respons partisipan terhadap gambar-gambar makanan sehat dan tak sehat setelah partisipan hanya diberi waktu tidur selama empat jam di malam hari. Hasilnya, peneliti menemukan adanya aktivitas yang lebih tinggi pada bagian otak pemberi reward dan motivasi, menunjukkan peningkatan kerentanan partisipan untuk memilih makanan tak sehat dan kemampuan pengambilan keputusan yang buruk.
4. Sama dengan stres, kurang tidur juga pengaruhi sistem kekebalan
Stres yang kadarnya tinggi terbukti membebani kesehatan tubuh dan studi terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur juga menghasilkan efek yang sama. Secara rinci studi yang digelar pada bulan Juli 2012 itu mengaku menemukan bahwa jumlah sel darah putih menjadi naik turun ketika partisipan mengalami kurang tidur, sama halnya dengan respons mereka terhadap stres.
5. Lewatkan jam tidur untuk belajar bikin nilai makin jelek
Sejumlah siswa lebih memilih begadang semalaman untuk belajar agar dapat mengerjakan ujian dengan baik tapi sebuah studi mengungkap bahwa hal ini justru akan membuat siswa gagal dalam ujian atau tak memperoleh nilai yang memuaskan.
Kesimpulan ini diperoleh setelah sejumlah siswa sekolah menengah di LA diminta merekam seberapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk tidur dan belajar lalu mencatat kapan saja mereka bermasalah di kelas atau mendapatkan nilai jelek dalam pelajaran. Para peneliti pun menemukan bahwa semakin banyak waktu tidur yang dilewatkan seorang siswa untuk belajar maka dipastikan nilainya di sekolah akan semakin buruk.
"Kendati jam belajar tambahan ini dirasa perlu, tapi nyatanya hal ini membutuhkan pengorbanan yang tak sedikit," ungkap peneliti Andrew J. Fuligni, seorang profesor di UCLA dan peneliti senior dari Institute of Neuroscience and Human Behavior, UCLA.
6. Dokter bedah yang ngantuk berisiko membuat kesalahan operasi
Karena harus bertugas selama berjam-jam di rumah sakit, tak heran jika para dokter atau perawat seringkali merasa kelelahan karenanya. Tapi untuk pertama kalinya, sebuah studi mencoba membandingkan tingkat kelelahan itu dengan risiko kesalahan operasi.
"Hasilnya tingkat kelelahan ini ternyata lebih tinggi dari yang kita perkirakan selama ini, terutama pada shift malam," tandas salah satu peneliti Dr. Frank McCormick dari Harvard Combined Orthopedic Residency Program and Massachusetts General Hospital.
7. Kurang tidur tingkatkan kecemasan
Sebuah studi yang digelar pada bulan Juni 2012 menemukan bahwa jam tidur yang terlalu sedikit dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
"Apa yang disoroti studi ini adalah pentingnya tidur terhadap berfungsinya emosi yang sehat. Dengan kata lain orang-orang yang tingkat kecemasannya tinggi bisa jadi benar-benar lebih rentan daripada yang tidurnya cukup," ujar Andrea Goldstein yang melakukan studi ini di Sleep and Neuroimaging Laboratory, University of California, Berkeley.
Kalaupun masih ada yang tak memperoleh waktu atau kualitas tidur yang diinginkannya, setidaknya Anda masih bisa mengetahui sejumlah temuan tentang tidur dan dampak nyatanya terhadap kesehatan seperti halnya dikutip dari huffingtonpost, Jumat (4/1/2013) berikut ini.
1. Kurang tidur tingkatkan risiko stroke
Tidur kurang dari enam jam semalem dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke pada seseorang, bahkan pada orang-orang yang tidak memiliki faktor risiko seperti merokok, kurang latihan fisik atau bertekanan darah tinggi. Diduga hal ini disebabkan oleh dampak pendeknya jam tidur terhadap faktor-faktor tersebut seperti meningkatkan tekanan darah atau mengubah hormon-hormon tertentu.
Beruntung tidur juga seringkali disebut sebagai 'faktor risiko yang dapat dimodifikasi'' sehingga orang-orang dapat mengendalikan seberapa banyak jam tidur yang mereka dapatkan sehingga berpotensi mengontrol berbagai risiko gangguan kesehatan serius yang mungkin terjadi akibat tidur.
2. Terlalu banyak tidur menyakiti jantung
Sebagian besar penelitian cenderung memfokuskan pengamatannya pada kondisi kurang tidur padahal terlalu banyak tidur juga bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, terutama untuk jantung. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada bulan Maret 2012, orang-orang yang tidur 8 jam atau lebih di malam hari berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kardiovaskular, termasuk stroke, gagal jantung kongestif dan serangan jantung.
3. Terlalu sedikit jam tidur dorong kurang bijak memilih makanan
Para pakar telah lama mengetahui jika kurang tidur dapat menyebabkan kenaikan berat badan tapi baru belakangan peneliti mengetahui alasan di balik itu. Dalam sebuah studi, tim peneliti menemukan bahwa salah satu bagian otak yang membantu menentukan pilihan makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jam tidur yang dimilikinya. Masalahnya, kurang tidur membuat seseorang kesulitan memilih makanan sehat.
Studi lain mencoba memastikan hal ini dengan mengamati respons partisipan terhadap gambar-gambar makanan sehat dan tak sehat setelah partisipan hanya diberi waktu tidur selama empat jam di malam hari. Hasilnya, peneliti menemukan adanya aktivitas yang lebih tinggi pada bagian otak pemberi reward dan motivasi, menunjukkan peningkatan kerentanan partisipan untuk memilih makanan tak sehat dan kemampuan pengambilan keputusan yang buruk.
4. Sama dengan stres, kurang tidur juga pengaruhi sistem kekebalan
Stres yang kadarnya tinggi terbukti membebani kesehatan tubuh dan studi terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur juga menghasilkan efek yang sama. Secara rinci studi yang digelar pada bulan Juli 2012 itu mengaku menemukan bahwa jumlah sel darah putih menjadi naik turun ketika partisipan mengalami kurang tidur, sama halnya dengan respons mereka terhadap stres.
5. Lewatkan jam tidur untuk belajar bikin nilai makin jelek
Sejumlah siswa lebih memilih begadang semalaman untuk belajar agar dapat mengerjakan ujian dengan baik tapi sebuah studi mengungkap bahwa hal ini justru akan membuat siswa gagal dalam ujian atau tak memperoleh nilai yang memuaskan.
Kesimpulan ini diperoleh setelah sejumlah siswa sekolah menengah di LA diminta merekam seberapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk tidur dan belajar lalu mencatat kapan saja mereka bermasalah di kelas atau mendapatkan nilai jelek dalam pelajaran. Para peneliti pun menemukan bahwa semakin banyak waktu tidur yang dilewatkan seorang siswa untuk belajar maka dipastikan nilainya di sekolah akan semakin buruk.
"Kendati jam belajar tambahan ini dirasa perlu, tapi nyatanya hal ini membutuhkan pengorbanan yang tak sedikit," ungkap peneliti Andrew J. Fuligni, seorang profesor di UCLA dan peneliti senior dari Institute of Neuroscience and Human Behavior, UCLA.
6. Dokter bedah yang ngantuk berisiko membuat kesalahan operasi
Karena harus bertugas selama berjam-jam di rumah sakit, tak heran jika para dokter atau perawat seringkali merasa kelelahan karenanya. Tapi untuk pertama kalinya, sebuah studi mencoba membandingkan tingkat kelelahan itu dengan risiko kesalahan operasi.
"Hasilnya tingkat kelelahan ini ternyata lebih tinggi dari yang kita perkirakan selama ini, terutama pada shift malam," tandas salah satu peneliti Dr. Frank McCormick dari Harvard Combined Orthopedic Residency Program and Massachusetts General Hospital.
7. Kurang tidur tingkatkan kecemasan
Sebuah studi yang digelar pada bulan Juni 2012 menemukan bahwa jam tidur yang terlalu sedikit dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
"Apa yang disoroti studi ini adalah pentingnya tidur terhadap berfungsinya emosi yang sehat. Dengan kata lain orang-orang yang tingkat kecemasannya tinggi bisa jadi benar-benar lebih rentan daripada yang tidurnya cukup," ujar Andrea Goldstein yang melakukan studi ini di Sleep and Neuroimaging Laboratory, University of California, Berkeley.
Sumber : http://health.detik.com
0 Response to "Sehat Tidaknya Seseorang Sangat Dipengaruhi Tidurnya"
Post a Comment